Bisnis

Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Oktober 2021

Potensi Wisata Edukasi Kebencanaan di Desa Wisata Nusa Aceh Besar


Selain wisata alam dan budaya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pengembangan wisata edukasi mengenai kebencanaan di Desa Wisata Nusa di Aceh Besar.

Desa Wisata Nusa yang terletak di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dibangun oleh masyarakat pascabencana tsunami secara swadaya. “Desa wisata ini luar biasa karena begitu memiliki daya tarik wisata alam yang memikat, dengan keindahan Bukit Barisan,” ujar Sandiaga, seperti dilansir laman resmi Kemenparekraf, Rabu (20/10/2021).

Selain memiliki potensi alam dan seni budaya, menurut Sandi, desa ini juga sangat potensial untuk pengembangan wisata edukasi tentang kebencanaan. Karena itulah, Menparekraf akan menyusun program wisata edukasi mengenai kebencanaan bersama dengan Prof Azril Azhari dan Prof Fatma Lestari dengan melibatkan Bupati Aceh Besar beserta jajarannya.

Menparekraf juga ingin menggandeng BMKG, dunia usaha internasional, yakni Rinkai Disaster Prevention Park Jepang, serta institusi pendidikan dalam proses pengembangannya. “Dari 50 desa wisata yang masuk ke dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia, ini merupakan desa pertama yang kita canangkan yang mengangkat wisata edukasi tentang pemahaman kebencaan,” ujar Menparekraf saat melakukan visitasi 50 besar desa wisata terbaik Indonesia di Desa Wisata Nusa, Aceh Besar, Rabu (20/10/2021).

Aceh memiliki histori tsunami pada 2004. “Kita ingin belajar dari apa yang terjadi dan kearifan lokal yang bisa kita edukasikan. Khususnya kepada para pelajar,” ujarnya. Turut mendampingi Menparekraf, Bupati Aceh Besar, Mawardi; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Indra Ni Tua; serta Kepala Desa Nusa, Yasin.

wisata kebencanaan Source: Kemenparekraf

Keberadaan Desa Wisata Nusa yang didirikan pada 2010 ini sudah cukup lama dikenal. Tidak hanya di kalangan wisatawan nusantara, tetapi juga dikenal oleh wisatawan mancanegara yang mayoritas berasal dari Malaysia, Thailand, dan juga Singapura. Ini karena desa yang terletak di kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, ini terus mengembangkan wisata berbasis masyarakat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, sekaligus menjaga lingkungan sekitar. Oleh karenanya, masyarakat desa terus mengembangkan potensi lokal yang dimiliki, kemudian diramu menjadi berbagai atraksi wisata menarik. Dengan demikian, ada perpaduan antara alam dan budaya yang sangat kental dapat dihadirkan.

wisata edukasi Source: Kemenparekraf

“Ini adalah tren baru pariwisata kita, bahwa pariwisata berbasis komunitas, pariwisata yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat, dan terbuka peluang untuk pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga.

“Karena selama ini fokus kita kuantitas, dan wisatawan mancanegara selalu jadi andalan. Padahal kita punya wisatawan nusantara yang ingin merasakan bagaimana eloknya pemandangan Bukit Barisan, dan merasakan bagaimana rasanya berkemah dan mencicipi kuliner lokal di sini,” kata Sandi.

Untuk sampai ke Desa Wisata Nusa, wisatawan hanya perlu menempuh jarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Nusa akan disuguhkan dengan pemandangan hamparan sawah-sawah hijau, serta sungai yang cantik dengan latar Bukit Barisan. Keindahan alam Desa Wisata Nusa layaknya lukisan, karena begitu memanjakan mata.

Berbagai aktivitas pun dapat dilakukan di desa ini, seperti berkemah, ikut kelas memasak, serta memancing. Potensi lokal Desa Wisata Nusa juga dilengkapi dengan seni dan budaya seperti Tari Seudati, Tarian Rapai Geleng, Tarian Ranup Lampuan, serta Tarian Ratoh Duek.

Untuk produk ekonomi kreatifnya, Desa Wisata Nusa memiliki produk kuliner keripik oen temuru, yang merupakan olahan keripik berbahan dasar daun kari yang biasa digunakan sebagai campuran dari kuliner ayam tangkap Aceh. Selain itu, ada kuah beulangon, olahan keripik dari pisang, madu, kembang goyang, timphan asoe kaya, seupet kue, kekarah, dan emping melinjo.

wisata edukasi Source: Kemenparekraf

Pada subsektor kriya, masyarakat Gampong Wisata Nusa menghasilkan produk yang bahan dasarnya diolah dari sampah layak guna. Sampah didaur ulang menjadi kerajinan tangan berupa kotak tisu, kotak pensil, bunga, vas bunga, dan hiasan rumah. Selain itu, masyarakat juga membuat keranjang dari rotan, olahan dari tumbuhan bilih dan kelapa.

Untuk subsektor fesyen, terdapat tenun khas Kabupaten Aceh Besar. Olahan sampah juga dimanfaatkan masyarakat untuk membuat tas dan topi.

Bagi wisatawan yang ingin menginap, Desa Wisata Nusa memiliki 42 homestay. Sebagian besar merupakan rumah panggung kayu tradisional dengan balutan warna-warni ornamen yang dibangun masyarakat secara swadaya.

Akan tetapi, homestay di Desa Wisata Nusa masih ada keterbatasan dalam hal seprai, sarung bantal dan guling, serta handuk yang belum memenuhi standar internasional, yakni berwarna putih. Untuk itu, Menparekraf memberikan kelengkapan beding tersebut kepada pihak pengelola Desa Wisata Nusa, yang diwakili oleh Ny Rubama.

“Mohon dijaga dalam kondisi yang baik, sarung bantal harus berwarna putih. Karena memang homestay itu standarnya putih agar terlihat kebersihannya,” pesan Menparekraf.

Dalam kesempatan itu, Rubama menyampaikan terima kasih atas perhatian Menparekraf kepada masyarakat Desa Nusa dalam membantu mengembangkan homestay berstandar internasional.

“Kami membangun desa ini membutuhkan proses yang sangat panjang. Untuk itu, cita-cita kami memiliki sprei, sarung bantal dan guling, serta handung berwarna putih sudah diijabah Allah SWT melalui tangan Pak Menteri,” kata Rubama.

Senin, 20 September 2021

Menparekraf Apresiasi Desa Wisata Tamansari Banyuwangi Kedepankan Budaya dan Lingkungan



Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi pengembangan potensi wisata dan ekonomi kreatif Desa Wisata Tamansari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.


Mengedepankan keberlangsungan lingkungan dan kearifan lokal sebagai daya tarik wisatawan, Desa Wisata Tamansari masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.


Desa Tamansari yang berjarak sekitar 24 kilometer dari Kota Banyuwangi ini berlokasi di dalam Taman Wisata Alam Kawah Ijen sehingga sarat dengan keindahan alam dan nuansa pegunungan.


Di antaranya ada daya tarik alam Kawah Ijen, pemandian Sendang Seruni yang memiliki mata air asal pegunungan, Wisata Hutan Pinus, Kampung Panambang, dan Taman Gandrung Terakota. Desa ini juga dikenal memiliki berbagai hasil bumi, seperti karet, cengkeh, kopi, dan cokelat.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Dalam visitasinya ke Desa Tamansari, Sabtu (18/9/2021), Sandiaga mengatakan Desa Tamansari menawarkan pengalaman yang sangat berkesan bagi wisatawan dengan mengedepankan kearifan lokal dan keberlangsungan lingkungan. "Tadi kita merasakan sendiri menukarkan sampah dengan kopi dan minuman jahe di warung lalu kita sudah mencoba sendiri kegiatan-kegiatan berbasis budaya, jadi saya ucapkan terima kasih bagi seluruh pemangku kepentingan di Desa Wisata Tamansari dan desa-desa wisata lainnya di Banyuwangi," kata Sandiaga, seperti dilansir laman resmi Kemenparekraf.


Sandiaga juga mendorong agar desa-desa wisata lain yang ada di Banyuwangi untuk mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di daerahnya. Ada 99 desa wisata di Banyuwangi yang salah satu di antaranya adalah Desa Wisata Osing Kemiren yang sudah dikenal sebagai desa wisata bertaraf internasional.


"Kita harapkan masyarakat desa di Banyuwangi semakin semangat untuk menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya," ujar Sandi.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Sandiaga mengungkapkan, pemulihan ekonomi nasional dimulai dari pengembangan desa wisata dengan mengedepankan tradisi dan budaya. "Pariwisata ini hanya penunjang, yang akan menjadi pilar dan menopang kehidupan di sini adalah budayanya. Jadi orang-orang datang ke sini untuk merasakan (budaya), to experience, to see, and to buy," ujar Sandiaga.


Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan pihaknya berkomitmen membangkitkan kembali sektor pariwisata Banyuwangi yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memberi perhatian khusus bagi desa-desa yang ada di daerahnya.


"Kami akan memberikan perhatian kepada desa-desa sesuai dengan instruksi Presiden. Jadi bagaimana desa-desa ini bisa menjadi garda terdepan pembangunan di kabupaten dan di Indonesia," ujar Ipuk.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Sandiaga merasakan langsung betapa teguhnya masyarakat Desa Wisata Tamansari dalam melestarikan budaya dan tradisi yang dimilikinya. Sandiaga ikut menari bersama para penari yang menyambutnya saat berkunjung ke desa yang menjadi salah satu dari 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.


"Tadi saya ikut menari juga membawa belerang. Walaupun itu bukan belerang asli," kata Sandiaga.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono; dan Kepala Desa Tamansari, Rizal Sahputra.

 

Sabtu, 18 September 2021

Negara ASEAN Didorong Ciptakan Program Percepatan Pemulihan Pariwisata



Pemerintah Indonesia mengajak World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Global Tourism Forum - Leaders Summit Asia 2021, di sesi Ministers Talk dengan topik “Reopening ASEAN Tourism Destination for International Tourist”, Rabu (15/9/2021), mengatakan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif siap berkolaborasi untuk memulihkan perekonomian pascapandemi.


"Saya ingin mengusulkan World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN untuk membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata di wilayah kita. Indonesia siap dan berharap untuk memiliki kerja sama lebih lanjut," ujar Sandiaga.


Sandiaga juga mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk saling meng-update tentang protokol kesehatan hingga vaksinasi terkini di masing-masing negara. Sehingga hal tersebut akan memunculkan pemahaman percepatan pembukaan destinasi wisata di tiap negara. "Mari berbagi update tentang protokol kesehatan dan keselamatan, vaksinasi kecepatan, termasuk prosedur perjalanan sehingga kita dapat memiliki pemahaman yang sama atau pengakuan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dan mari kita bersikap objektif dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kondisi kesehatan dan keselamatan negara tuan rumah," kata Sandi.


anggota asean didorong ciptakan program percepatan pemulihan pariwisata Source: Kemenparekraf

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menjelaskan strategi pemulihan pariwisata Indonesia. Di antaranya instruksi dari Presiden RI terkait percepatan pembangunan infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas (Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika). Kemudian, penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sebagai protokol untuk mengembalikan kepercayaan dan keyakinan wisatawan. Selain itu menerapkan dan mengatur pengaktifan kembali Kalender Acara di seluruh Indonesia dengan protokol kesehatan, serta merangkul pelaku ekonomi kreatif.


Menurut Sandiaga, Indonesia akan membuka kembali destinasi wisata untuk wisatawan mancanegara secara bertahap. Pembukaan pariwisata Indonesia akan bergantung beberapa prasyarat, yakni pandemi COVID-19 yang dapat dikendalikan, artinya destinasi harus berada dalam risiko penularan yang rendah dan fasilitas kesehatan yang memadai tersedia.


anggota asean didorong ciptakan program percepatan pemulihan pariwisata Source: Kemenparekraf

Selain itu, persiapan pembukaan pariwisata Indonesia, juga mengharuskan percepatan vaksinasi, memastikan kesiapan pelaku usaha dan seluruh masyarakat dalam menjaga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin secara end to end. Serta kesiapan industri pariwisata untuk menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang dilengkapi dengan Peduli Lindungi.


"Terkait pembukaan kembali destinasi, ini akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh setelah evaluasi untuk menentukan keseimbangan yang aman antara ‘gas dan rem’," ujar Sandiaga.


Bagi wisatawan mancanegara yang akan berwisata ke Indonesia nantinya juga akan ada persyaratan yang harus dipenuhi, yakni wisatawan mancanegara dari negara-negara yang menjalin skema Travel Corridor Arrangement (TCA) dengan Indonesia. Wisatawan harus memenuhi persyaratan pelaku perjalanan internasional seperti menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 dosis lengkap, melakukan karantina selama 8 hari serta melakukan tes PCR sebanyak tiga kali.


"Kami sekarang mempertimbangkan pendekatan sepihak dengan mengatur prosedur perjalanan yang aman (mulai dari pra-kedatangan, kedatangan, dalam tujuan, proses keberangkatan) serta menentukan negara yang dipertimbangkan seperti risiko penularan yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi sehingga wisatawan mancanegara diperbolehkan berkunjung Indonesia,” jelasnya.


Event Global Tourism Forum-Leaders Summit Asia 2021 menghadirkan 49 pembicara internasional dan 22 pembicara dari Indonesia. Acara yang diselenggarakan secara hybrid di Hotel Raffles ini dibuka oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dalam kesempatan itu, ia menyebut, pada 2020 menjadi tahun yang berat bagi industri pariwisata global, termasuk Indonesia. Sebab, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 ditandai dengan penurunan signifikan jumlah kunjungan wisatawan.


Data UNWTO menunjukkan jumlah wisatawan internasional menurun 74 persen secara global akibat pandemi, dengan kehilangan potensi pendapatan mencapai 1,3 triliun dolar AS, serta 100-120 juta pekerja pariwisata kehilangan pekerjaan. Wilayah Asia dan Pasifik mengalami penurunan paling drastis mencapai 84 persen.


Wapres menyampaikan tren wisata dunia saat ini diwarnai dengan wisata halal. Namun saat ini, implementasi pengembangan wisata halal di Indonesia masih terkendala, karena masih rendahnya literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Oleh karena itu, ia mengajak berbagai pihak untuk meningkatkan literasi konsep wisata halal.


"Kita semua perlu untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Upaya ini dimaksudkan untuk mendukung agar Indonesia menjadi leader dalam global wisata halal, sekaligus juga untuk meningkatkan minat wisatawan muslim dunia datang ke Indonesia, " ujar Ma'ruf, seperti dilansir laman resmi Kemenparakref.

Selasa, 31 Agustus 2021

Menparekrakf Menilai UMKM Kuliner Sumbar Masih Terkendala Digitalisasi


SUMBAR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan sejumlah catatan terhadap produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner di Sumatra Barat (Sumbar), seperti rendang, keripik sanjai hingga nasi kapau.


Sandiaga memberikan pesan tersebut supaya kuliner tersebut bisa lebih berkembang pesat, terutama dari sisi marketing. Menurut Sandiaga, meski sudah dikenal luas, saat ini aspek digital masih menjadi tantangan besar bagi kebanyakan pelaku di sektor UMKM, khususnya kuliner Sumbar.


Sandi menuturkan, pemerintah melalui Kemenparekraf akan terus berusaha membantu memecahkan permasalahan para pelaku UMKM. “Digitalisasi ini harus kita pacu dan kita tingkatkan keragaman serta nilai tambah dari produk-produk ekonomi kreatif,” kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Senin (30/8/2021).


Selain penerapan digitalisasi, jelas Sandi, pandemi Covid-19 jelas turut menjadi menimbulkan masalah besar terhadap industri apa saja, termasuk pelaku UMKM. Pandemi menimbulkan efek domino hebat pada perekonomian masyarakat, termasuk pelaku UMKM di wilayah tersebut.


Karena itulah, Sandiaga mengajak pelaku ekonomi kreatif di Sumbar memperkuat kolaborasi atau kerja sama. Kolaborasi ini penting agar mereka bisa secara bersama-sama bangkit dari pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini.


“Kolaborasi ini adalah upaya kita untuk bekerja sama meningkatkan inovasi dan pokok pikiran, tapi juga membuka pikiran bahwa kita tidak seharusnya untuk saling bersaing, tapi bersanding. Bukan saling berkompetisi, tapi berkolaborasi,” ujar Sandi.


Jutaan pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak pandemi Covid-19. Mereka sudah susah bernapas karena banyak negara melarang warga negaranya memasuki negara lain. Indonesia pun menerapkan larangan warga negara asing memasuki wilayah RI.