Bisnis

Minggu, 26 September 2021

Gulirkan Program Santripreneur, Kemenperin Bina Lebih dari 10 Ribu Santri



Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen terus melaksanakan program Santriprerneur dengan tujuan mendorong pertumbuhan dan pengembangan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.

Berbagai bentuk kegiatan dalam implementasi program Santripreneur, antara lain memacu kompetensi teknis para santri serta memfasilitasi bantuan mesin dan peralatan produksi. Program Santripreneur yang digulirkan sejak tahun 2013 ini telah membina sebanyak 84 pondok pesantren di berbagai wilayah Indonesia, dengan melibatkan 10.149 santri.

‘’Jumlah santri di Indonesia yang cukup besar, yaitu tercatat hingga 4,3 juta santri, merupakan aset potensial yang dapat mewujudkan kemandirian bangsa khususnya dalam membangun wirausaha,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Jumat (24/9/2021).

Menurut Reni, para santri telah dikenal dengan kemandirian dan ketekunannya yang selalu ditanamkan semasa menempuh pendidikan di pondok pesantren. “Kemandirian bangsa ini dimulai dengan kemandirian ekonomi, dimulai dari lingkungan terkecil termasuk pada pesantren,” katanya.

Beberapa waktu lalu, Ditjen IKMA Kemenperin menggelar pembukaan bimbingan teknis dan penyerahan fasilitasi mesin peralatan pengolahan roti di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Demak, Jawa Tengah. Kegiatan ini kelanjutan dari pelaksanaan Program Santripreneur pada tahun ini.

Dalam kunjungan kerjanya di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Reni bersama Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan juga melakukan diskusi bersama dengan pengasuh pondok pesantren dan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak untuk menguatkan sinergi terkait pengembangan unit industri yang ditumbuhkan di pondok pesantren khususnya di wilayah Demak.

Masrokhan mengungkapkan bahwa pondok pesantren sebagai institusi pendidikan yang telah ada sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan, telah berkontribusi nyata dalam perjuangan bangsa. “Oleh karena itu, memercayakan pondok pesantren untuk ikut serta dalam memajukan ekonomi melalui wirausaha industri adalah langkah yang tepat,” tegasnya.

Masrokhan menyatakan perlu inisiatif dan kreativitas dari pondok pesantren untuk dapat membuka pasar terhadap produk yang dihasilkan. “Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah juga sangat dibutuhkan sebagai pendamping terdekat untuk memberikan pembinaan baik dari sisi teknis, perizinan, dan hal lain yang dibutuhkan,” ujarnya.

Reni menuturkan, pihaknya optimistis Indonesia bisa menjadi pusat produsen halal dunia pada tahun 2024, sesuai arahan Wakil Presiden Indonesia K.H Ma’ruf Amin. Hal ini tidak terlepas dari potensi besar yang dimiliki Indonesia, seperti bahan baku, pangsa pasar, dan juga santri yang termasuk ketersediaan sumber daya manusia kompeten.

“Hal itu menjadi logis karena tercatat bahwa Indonesia merupakan negara Muslim terbesar, yaitu sebanyak 229 juta penduduknya merupakan Muslim atau 13% dari total populasi Muslim dunia,” ungkapnya.

Berdasarkan peluang tersebut, Indonesia tidak hanya menjadi target konsumen industri halal global, tetapi juga sebagai produsen yang dapat memenuhi pasar produk halal dalam negeri. Mendukung visi tersebut, pada Juni 2021 lalu, Ditjen IKMA Kemenperin telah menyelenggarakan Indonesia Industrial Moslem Product Exhibition (ii-motion). Ajang pameran virtual produk halal lifestyle premium Indonesia yang bertujuan membuka dan memperluas pemasaran produk Muslim Indonesia.

“Kami berharap dengan program-program yang telah diinisiasi tersebut, dapat ikut mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri secara ekonomi, dengan mampu memasok kebutuhan pasar, termasuk pasar produk halal di dalam negeri yang begitu besar,” kata Reni.

Sabtu, 25 September 2021

Kemendag Ajak Pengusaha Ubah Tantangan Sertifikasi Jadi Peluang Ekspor


Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno mengajak pelaku mengubah tantangan persyaratan sertifikasi yang ditetapkan oleh sejumlah negara tujuan ekspor menjadi peluang untuk meningatkan ekspor Indonesia.


Strateginya melalui pemetaan dan memanfaatkan hasil-hasil kerja sama perdagangan internasional. Hal ini disampaikan Natan dalam seminar web (webinar) Sharing Session kedua dengan tema ‘Persyaratan Sertifikasi sebagai Bentuk Hambatan Teknis Perdagangan di Negara Tujuan Ekspor’ pada Kamis, (23/9/2021) di Makassar, Sulawesi Selatan.


“Persyaratan sertifikasi kerap kali menjadi hambatan dalam perdagangan karena standar yang diterapkan oleh negara tujuan ekspor lebih ketat dari standar internasional. Akibatnya, persyaratan sertifikasi muncul sebagai bentuk hambatan teknis perdagangan, terutama jika menjadi syarat wajib keberterimaan produk Indonesia di negara tujuan ekspor.


Namun, hal ini bisa disikapi para pelaku usaha Indonesia dengan melakukan pemetaan dan memanfaatkan berbagai kerja sama perdagangan internasional,” jelas Natan. Menurut Natan, untuk mengubah tantangan peningkatan persyaratan sertifikasi, pemetaan yang perlu dilakukan yaitu pemetaan terhadap perubahan standar perdagangan agar produk Indonesia dapat menembus pasar ekspor.


Selain itu, lanjut Natan, Pemerintah juga melakukan berbagai kerja sama perdagangan internasional dengan negara-negara mitra dagang yang mencakup persetujuan bilateral, multilateral, dan regional untuk dapat membuka akses pasar yang lebih luas di berbagai jenis komoditas. Misalnya, produk pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, dan peternakan. Melalui kerja sama perdagangan internasional tersebut, Pemerintah bisa mendapatkan kesepakatan Mutual Recognition Arrangement (MRA) antarpihak atau negara yang tergabung dalam pakta kerja sama, sehingga diharapkan standar Indonesia dapat diakui dan tidak perlu adanya uji kelayakan tambahan.


“Indonesia harus tetap optimistis menghadapi tata kehidupan baru yang mensyaratkan banyak sertifikasi dalam proses perdagangan terutama pascapandemi. Untuk itu, Indonesia perlu mengembangkan standar, laboratorium uji, dan lembaga sertifikasi produk sehingga produk kita dapat selalu memenuhi standar pasar internasional,” ungkap Natan.


Natan menyatakan, pada kesempatan sharing session kali ini, Kemendag juga melibatkan Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan karena Sulawesi Selatan memiliki posisi yang strategis sebagai salah satu kota pelabuhan utama di kawasan Timur Indonesia dalam memasarkan komoditas ekspor Indonesia ke mancanegara.


“Peningkatan persyaratan sertifikasi sebaiknya tidak menjadi hambatan bagi ekspor Indonesia. Sangat penting bagi eksportir dan pelaku usaha Indonesia termasuk Sulawesi Selatan untuk selalu memantau perkembangan, menjaga hasil mutu, dan bekerja sama dengan Pemerintah. Penting bagi pelaku ekspor, tidak saja di Provinsi Sulawesi Selatan namun juga di seluruh Indonesia, untuk mulai memberikan perhatian lebih kepada peningkatan penerapan sertifikasi guna menjamin kelancaran ekspor ke negara mitra dagang,” ujar Natan.


Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Ashari Fakhsirie Radjamilo menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19, meski menghadapi banyak tantangan, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan mengalami capaian yang cukup signifikan. Pada periode Januari–Juli 2021, kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Selatan tercatat mengalami kenaikan mencapai USD 941 juta. Nilai ini naik 18,58 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD 794 juta.


Hadir sebagai narasumber Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Liana Bratasida; Vice President Strategic Business Unit, SUCOFINDO, Nurbeta Kurniawan; Atase Perdagangan RI di London, M. Rizalu Akbar; dan Direktur Sistem Penerapan Standard dan Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional, Konny Sagala.


Menurut Direktur Sistem Penerapan Standard dan Kesesuaian, Konny Sagala, untuk menjadikan peluang ekspor dari peningkatan persyaratan sertifikasi, Indonesia juga perlu meningkatkan kompetensi infrastruktur yang mendukung kegiatan penilaian kesesuaian serta keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan dalam kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK).


“Indonesia juga harus melakukan penguatan data dukung berbasis kajian ilmiah, melakukan harmonisasi dengan standar internasional, serta mendorong pengakuan dan keberterimaan sertifikasi perdagangan global melalui framework MRA,” ujar Konny.


Atase Perdagangan RI di London, M. Rizalu Akbar menuturkan, saat ini Pemerintah Inggris sedang memproses pembuatan undang-undang baru tentang kebijakan due diligence terhadap produk yang dihasilkan dari lahan konversi lahan hutan. “Pemerintah Inggris ingin menjadikan rantai pasok Internasional yang masuk ke Inggris merupakan rantai pasok yang ramah lingkungan. Hal ini karena munculnya kesadaran dari masyarakat Inggris terhadap dampak deforestasi terkait rantai pasok di Inggris. Konsumen Inggris sudah mulai sadar pentingnya untuk mengetahui asal produk yang dikonsumsi serta legalitas dan keberlanjutan sumber produk tersebut,” kata Rizalu.


Untuk itu, lanjut Rizalu, Pemerintah Inggris memutuskan untuk membuat peraturan bagi produk yang masuk ke Inggris harus merupakan produk legal dan berkelanjutan. Artinya, Pemerintah Inggris melarang penggunaan komoditas yang produksinya tidak sesuai dengan peraturan negara asal. “Importir wajib memenuhi persyaratan due diligence. Jika, importir melanggar peraturan, Pemerintah Inggris akan memberikan sanksi denda,” ujarnya.


Dengan adanya peraturan due diligence, lanjut Rizalu, hal ini menjadi hambatan nontarif yang baru. “Untuk itu, Indonesia perlu memiliki standar nasional sendiri untuk produk-produk yang belum memiliki standar, seperti karet dan kakao. Diperlukan kesiapan Indonesia untuk memenuhi ketentuan due diligence terkait legalitas dan keberlanjutan khususnya bagi produk-produk yang belum memiliki standar nasional,” kata Rizalu.


Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Liana Bratasida, mengungkapkan, Pemerintah telah berupaya meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia melalui program sertifikasi seperti SNI, SVLK, SNI, dan Ekolabel. Menurutnya, sistem perdagangan bergantung pada pasar yang terbuka dimana proses poduksi dilakukan sesuai prosedur dan standar yang konsisten dan memenuhi permintaan konsumen.


Menurut Liana, beberapa negara tujuan ekspor Indonesia sudah memiliki standar sebagai salah satu alat untuk menghambat perdagangan. “Untuk mengubah hambatan menjadi peluang ekspor, diperlukan MRA antara standar-standar yang berlaku di negara-negara tujuan ekspor.


Persyaratan standar SNI juga perlu disesuaikan secara bertahap menyamai persyaratan di luar negeri dengan meningkatkan kemampuan teknologi dan kapasitas SDM. Indonesia juga harus mensosialisasikan SNI kepada konsumen di negara tujuan ekspor,” imbuh Liana.


Vice President Strategic Business Unit, SUCOFINDO, Nurbeta Kurniawan mengatakan, SUCOFINDO siap mendukung proses peningkatkan sertifikasi untuk mendorong ekspor nasional. “Kami akan memastikan efektivitas pengelolaan risiko dan perlindungan merek produk serta membantu perusahaan dalam meningkatkan performa organisasi dan daya saing,” tutur Nurbeta.


Latar Belakang Peningkatan Persyaratan Sertifikasi Natan menjelaskan, penerapan standar yang semakin meningkat ini telah memberikan tekanan terhadap produk ekspor Indonesia melalui persyaratan sertifikasi pada produk ekspor unggulan Indonesia. Sertifikasi tersebut harus dapat menunjukkan bahwa produk tersebut telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.


Pandemi Covid-19, lanjut Natan, juga menjadi salah satu faktor yang membuat adanya perubahan lanskap dari perdagangan internasional, termasuk penerapan standar baru perdagangan yang semakin ketat. “Faktor keamanan dan kesehatan suatu produk menjadi faktor utama yang semakin penting dalam persyaratan standar perdagangan khususnya untuk produk pangan. Peningkatan standardisasi keamanan dan kesehatan ini bukan hanya pada produk, melainkan juga pada pengemasan dan labelnya. Peningkatan persyaratan sertifikasi ini diperkirakan akan terus berlanjut bahkan setelah masa pandemi Covid-19,” jelas Natan.


Natan menyampaikan, faktor lainnya yang menjadi perhatian konsumen internasional antara lain produk yang halal, organik, dan kesejahteraan petani. Faktor kesejahteraan petani misalnya termasuk pada faktor keberlanjutan keber). Khususnya dilihat dari kontribusi suatu produk terhadap kerusakan ekosistem lingkungan, deforestasi, degradasi habitat satwa, serta penangkapan ikan secara ilegal. Jaminan akan mutu dan keamanan tersebut terlihat pada sertifikat yang melekat pada produk tersebut misalnya sertifikasi ISO, HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), kesehatan, halal, organik, fair trade, serta keberlanjutan seperti RSPO (roundtable on sustainable palm oil) untuk minyak kelapa sawit.


Tata Motors telah Menjual lebih dari 10.000 Mobil Listrik di India

 


Tata Motors mengumumkan telah melewati tonggak penjualan 10.000 unit kendaraan listrik (EV). Angka kumulatif bahkan bisa lebih dari 10.000 EV.


Mobil listrik Tata Motors telah dijual untuk penggunaan pribadi dan komersial. Termasuk penjualan merek Tigor EV, Nexon EV, serta Tigor EV Ziptron, yang baru-baru ini diluncurkan dan jenis sedan Xpres-T EV. Tata Nexon EV – diluncurkan pada awal 2020 – mampu meningkatkan kendaraan listrik Tata Motor. Merek tersebut yang paling banyak dari total penjualan 10.000 unit kendaraan listrik Tata hingga saat ini. Menariknya, 1.000 di antaranya dijual pada bulan Agustus saja.


Di belakang kesuksesan Nexon EV, Tata Motors sekarang menguasai lebih dari 70 persen pasar kendaraan listrik India. Untuk lebih memperkuat posisinya di pasar otomotif model listrik, Tata juga telah mendirikan lebih dari 700 stasiun pengisian daya di 120 kota, dan memanfaatkan kemampuan perusahaan Tata Group lainnya, termasuk Tata Power, Tata Chemicals, dan Tata AutoComp, untuk mengembangkan ekosistem EV yang berkelanjutan.


kendaraan listrik tata motors Kendaraan listrik Tigor EV Ziptron buatan Tata Motor[/caption]


Perlu dicatat pada titik ini bahwa hanya EV Tata Motors – termasuk Nexon EV, Tigor EV Ziptron, dan Xpres-T EV – yang memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi besar yang diberikan pemerintah pusat dan negara bagian. Ini karena mereka adalah satu-satunya model yang tersedia di pasaran dengan harga di bawah Rs 15 lakh, seperti yang ditentukan oleh skema FAME-II (saat ini hanya menyubsidi EV yang terdaftar untuk penggunaan komersial) dan kebijakan negara masing-masing. Sebagian besar negara bagian memperpanjang insentif total antara Rs 1,50 lakh hingga Rs 2,50 lakh, yang membantu menurunkan harga EV Tata dengan margin yang signifikan.


Mendapat manfaat dari insentif ini, EV Tata Motors telah melihat serapan tajam dalam beberapa bulan terakhir, dengan masa tunggu untuk Nexon EV sekarang membentang menjadi beberapa pekan. Sumber internal mengatakan Tata juga telah menerima jumlah pemesanan yang sehat untuk Tigor EV Ziptron yang baru diperkenalkan ke publik, sambil menawarkan kisaran yang mirip dengan Nexon EV, harganya jauh lebih murah daripada Nexon EV yang sudah populer.


kendaraan listrik tata motors


Tata juga baru-baru ini mengumumkan harga untuk Xpres-T EV yang berkisar dari Rs 9,54 lakh hingga Rs 10,64 lakh.


Didorong oleh keberhasilan Nexon EV, Tata Motors sebelumnya telah mengonfirmasi akan meluncurkan lebih banyak kendaraan listrik pada masa mendatang, dan akan memiliki total 10 kendaraan listrik baterai dalam portofolionya pada 2025. Termasuk Tata Altroz EV (dipamerkan di motor Jenewa pada 2019), Tata Punch EV, serta Tata Sierra EV yang terlahir kembali.

 

Senin, 20 September 2021

Menparekraf Apresiasi Desa Wisata Tamansari Banyuwangi Kedepankan Budaya dan Lingkungan



Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi pengembangan potensi wisata dan ekonomi kreatif Desa Wisata Tamansari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.


Mengedepankan keberlangsungan lingkungan dan kearifan lokal sebagai daya tarik wisatawan, Desa Wisata Tamansari masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.


Desa Tamansari yang berjarak sekitar 24 kilometer dari Kota Banyuwangi ini berlokasi di dalam Taman Wisata Alam Kawah Ijen sehingga sarat dengan keindahan alam dan nuansa pegunungan.


Di antaranya ada daya tarik alam Kawah Ijen, pemandian Sendang Seruni yang memiliki mata air asal pegunungan, Wisata Hutan Pinus, Kampung Panambang, dan Taman Gandrung Terakota. Desa ini juga dikenal memiliki berbagai hasil bumi, seperti karet, cengkeh, kopi, dan cokelat.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Dalam visitasinya ke Desa Tamansari, Sabtu (18/9/2021), Sandiaga mengatakan Desa Tamansari menawarkan pengalaman yang sangat berkesan bagi wisatawan dengan mengedepankan kearifan lokal dan keberlangsungan lingkungan. "Tadi kita merasakan sendiri menukarkan sampah dengan kopi dan minuman jahe di warung lalu kita sudah mencoba sendiri kegiatan-kegiatan berbasis budaya, jadi saya ucapkan terima kasih bagi seluruh pemangku kepentingan di Desa Wisata Tamansari dan desa-desa wisata lainnya di Banyuwangi," kata Sandiaga, seperti dilansir laman resmi Kemenparekraf.


Sandiaga juga mendorong agar desa-desa wisata lain yang ada di Banyuwangi untuk mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di daerahnya. Ada 99 desa wisata di Banyuwangi yang salah satu di antaranya adalah Desa Wisata Osing Kemiren yang sudah dikenal sebagai desa wisata bertaraf internasional.


"Kita harapkan masyarakat desa di Banyuwangi semakin semangat untuk menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya," ujar Sandi.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Sandiaga mengungkapkan, pemulihan ekonomi nasional dimulai dari pengembangan desa wisata dengan mengedepankan tradisi dan budaya. "Pariwisata ini hanya penunjang, yang akan menjadi pilar dan menopang kehidupan di sini adalah budayanya. Jadi orang-orang datang ke sini untuk merasakan (budaya), to experience, to see, and to buy," ujar Sandiaga.


Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan pihaknya berkomitmen membangkitkan kembali sektor pariwisata Banyuwangi yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memberi perhatian khusus bagi desa-desa yang ada di daerahnya.


"Kami akan memberikan perhatian kepada desa-desa sesuai dengan instruksi Presiden. Jadi bagaimana desa-desa ini bisa menjadi garda terdepan pembangunan di kabupaten dan di Indonesia," ujar Ipuk.


menparekraf apresiasi desa wisata tamansari banyuwangi kedepankan pelestarian budaya dan lingkungan


Sandiaga merasakan langsung betapa teguhnya masyarakat Desa Wisata Tamansari dalam melestarikan budaya dan tradisi yang dimilikinya. Sandiaga ikut menari bersama para penari yang menyambutnya saat berkunjung ke desa yang menjadi salah satu dari 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.


"Tadi saya ikut menari juga membawa belerang. Walaupun itu bukan belerang asli," kata Sandiaga.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono; dan Kepala Desa Tamansari, Rizal Sahputra.

 

Sabtu, 18 September 2021

Negara ASEAN Didorong Ciptakan Program Percepatan Pemulihan Pariwisata



Pemerintah Indonesia mengajak World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Global Tourism Forum - Leaders Summit Asia 2021, di sesi Ministers Talk dengan topik “Reopening ASEAN Tourism Destination for International Tourist”, Rabu (15/9/2021), mengatakan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif siap berkolaborasi untuk memulihkan perekonomian pascapandemi.


"Saya ingin mengusulkan World Tourism Forum Institute untuk bergandengan tangan dengan negara-negara anggota ASEAN untuk membuat program dan kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata di wilayah kita. Indonesia siap dan berharap untuk memiliki kerja sama lebih lanjut," ujar Sandiaga.


Sandiaga juga mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk saling meng-update tentang protokol kesehatan hingga vaksinasi terkini di masing-masing negara. Sehingga hal tersebut akan memunculkan pemahaman percepatan pembukaan destinasi wisata di tiap negara. "Mari berbagi update tentang protokol kesehatan dan keselamatan, vaksinasi kecepatan, termasuk prosedur perjalanan sehingga kita dapat memiliki pemahaman yang sama atau pengakuan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dan mari kita bersikap objektif dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kondisi kesehatan dan keselamatan negara tuan rumah," kata Sandi.


anggota asean didorong ciptakan program percepatan pemulihan pariwisata Source: Kemenparekraf

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menjelaskan strategi pemulihan pariwisata Indonesia. Di antaranya instruksi dari Presiden RI terkait percepatan pembangunan infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas (Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika). Kemudian, penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sebagai protokol untuk mengembalikan kepercayaan dan keyakinan wisatawan. Selain itu menerapkan dan mengatur pengaktifan kembali Kalender Acara di seluruh Indonesia dengan protokol kesehatan, serta merangkul pelaku ekonomi kreatif.


Menurut Sandiaga, Indonesia akan membuka kembali destinasi wisata untuk wisatawan mancanegara secara bertahap. Pembukaan pariwisata Indonesia akan bergantung beberapa prasyarat, yakni pandemi COVID-19 yang dapat dikendalikan, artinya destinasi harus berada dalam risiko penularan yang rendah dan fasilitas kesehatan yang memadai tersedia.


anggota asean didorong ciptakan program percepatan pemulihan pariwisata Source: Kemenparekraf

Selain itu, persiapan pembukaan pariwisata Indonesia, juga mengharuskan percepatan vaksinasi, memastikan kesiapan pelaku usaha dan seluruh masyarakat dalam menjaga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin secara end to end. Serta kesiapan industri pariwisata untuk menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang dilengkapi dengan Peduli Lindungi.


"Terkait pembukaan kembali destinasi, ini akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh setelah evaluasi untuk menentukan keseimbangan yang aman antara ‘gas dan rem’," ujar Sandiaga.


Bagi wisatawan mancanegara yang akan berwisata ke Indonesia nantinya juga akan ada persyaratan yang harus dipenuhi, yakni wisatawan mancanegara dari negara-negara yang menjalin skema Travel Corridor Arrangement (TCA) dengan Indonesia. Wisatawan harus memenuhi persyaratan pelaku perjalanan internasional seperti menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 dosis lengkap, melakukan karantina selama 8 hari serta melakukan tes PCR sebanyak tiga kali.


"Kami sekarang mempertimbangkan pendekatan sepihak dengan mengatur prosedur perjalanan yang aman (mulai dari pra-kedatangan, kedatangan, dalam tujuan, proses keberangkatan) serta menentukan negara yang dipertimbangkan seperti risiko penularan yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi sehingga wisatawan mancanegara diperbolehkan berkunjung Indonesia,” jelasnya.


Event Global Tourism Forum-Leaders Summit Asia 2021 menghadirkan 49 pembicara internasional dan 22 pembicara dari Indonesia. Acara yang diselenggarakan secara hybrid di Hotel Raffles ini dibuka oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dalam kesempatan itu, ia menyebut, pada 2020 menjadi tahun yang berat bagi industri pariwisata global, termasuk Indonesia. Sebab, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 ditandai dengan penurunan signifikan jumlah kunjungan wisatawan.


Data UNWTO menunjukkan jumlah wisatawan internasional menurun 74 persen secara global akibat pandemi, dengan kehilangan potensi pendapatan mencapai 1,3 triliun dolar AS, serta 100-120 juta pekerja pariwisata kehilangan pekerjaan. Wilayah Asia dan Pasifik mengalami penurunan paling drastis mencapai 84 persen.


Wapres menyampaikan tren wisata dunia saat ini diwarnai dengan wisata halal. Namun saat ini, implementasi pengembangan wisata halal di Indonesia masih terkendala, karena masih rendahnya literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Oleh karena itu, ia mengajak berbagai pihak untuk meningkatkan literasi konsep wisata halal.


"Kita semua perlu untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai konsep wisata halal. Upaya ini dimaksudkan untuk mendukung agar Indonesia menjadi leader dalam global wisata halal, sekaligus juga untuk meningkatkan minat wisatawan muslim dunia datang ke Indonesia, " ujar Ma'ruf, seperti dilansir laman resmi Kemenparakref.

Perusahaan Jasa Pengiriman PT REX Buka Lowongan Kerja



Anda bingung mau kerja di mana? Masih menganggur. Gak usah bingung. Ini ada lowongan kerja menarik buat kalian.

PT Royal Express Indonesia (REX) sedang mencari pegawai baru. Lowongannya dibuka pada September hingga Oktober 2021. Jadi, kirimkan saja lamaran jika Anda adalah lulusan minimal SMA/SMK Sederajat, D-III, dan S-1.

REX adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman dokumen dan paket tujuan domestik dan internasional melalui transportasi udara, laut, dan darat. Kali ini, REX membuka 8 posisi. Pelamar harus berdomisili di wilayah Kediri, Bandung, Cikarang, Sukabumi, dan Jakarta.

Nah, berdasarkan dari website resmi perusahaan, yaitu rex.co.id/en/career, rincian posisi, kualifikasi, dan batas pendaftarannya adalah sebagai berikut:

1. Data Entry Outbound

Kualifikasi:

·        Pria berusia maksimal 28 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/SMK sederajat.

·        Pengalaman kerja di bidang Admin Operasional minimal 2 tahun.

·        Menguasai penggunaan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel dan E-mail Outlook).

Lokasi: Kediri

Batas Pendaftaran: 30 September 2021

2. Admin CS Dispatcher

Kualifikasi:

·        Berusia maksimal 28 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/SMK.

·        Pengalaman kerja minimal 2 tahun.

·        Merespons order customer dan distribusi order pengiriman ke semua kurir.

·        Menguasai penggunaan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel dan E-mail Outlook).

 

Lokasi: Kediri

Batas Pendaftaran: 30 September 2021

3. Marketing

Kualifikasi:

·        Pria atau wanita berusia maksimal 35 tahun.

·        Pendidikan minimal D-III atau S-1.

·        Pengalaman minimal 2 tahun di bidang Jasa Kurir.

·        Pengalaman sebagai Marketing Corporate.

·        Familiar dengan media sosial, seperti FB, IG, dan lain-lain.

·        Kreatif dan bekerja dengan orientasi target.

Lokasi:

1.     Kediri, Jawa Timur, dan sekitarnya (Batas Pendaftaran 30 September 2021)

2.     Bandung (Batas Pendaftaran 31 Oktober 2021)

3.     Cikarang (Batas Pendaftaran 31 Oktober 2021)

4. Kurir Motor

Kualifikasi:

·        Pria berusia maksimal 35 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

·        Wajib memiliki SIM C dan motor pribadi.

·        Pengalaman kerja di bidang Delivery atau Jasa Kurir.

·        Paham wilayah Kediri (Jawa Timur) dan sekitarnya.

·        Bisa bekerja baik dalam tim maupun secara mandiri.

·        Sigap dan memiliki loyalitas yang baik.

Lokasi: Kediri

Batas Pendaftaran: 30 September 2021.

5. Kurir Mobil

Kualifikasi:

·        Pria berusia maksimal 35 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

·        Harus memiliki SIM A dan SIM B1.

·        Pengalaman kerja di bidang Delivery atau Jasa Kurir.

·        Paham wilayah Kediri (Jawa Timur) dan sekitarnya.

·        Bisa bekerja baik dalam tim maupun secara mandiri.

·        Sigap dan memiliki loyalitas yang baik.


Baca juga  BUMN PT Kima (Persero) Membuka Lowongan Kerja Staf Legal


Lokasi: Kediri

Batas Pendaftaran: 30 September 2021

6. Admin CS

Kualifikasi:

·        Berusia maksimal 28 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

·        Pengalaman kerja minimal 2 tahun.

·        Menguasai penggunaan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel dan E-mail Outlook).

·        Merespons order customer dan distribusi order pengiriman ke semua kurir.

Lokasi: Sukabumi

Batas Pendaftaran: 31 Oktober 2021

7. Leader

Deskripsi Pekerjaan:

·        Bertanggung jawab setiap hari untuk berjalannya operasional cabang.

·        Meningkatkan penjualan dan customer cabang.

·        Mengatur tim personel cabang.

·        Bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Kualifikasi:

·        Pria berusia maksimal 35 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

·        Wajib memiliki SIM A.

·        Pengalaman kerja di bidangnya minimal 2 tahun.

Lokasi: Sukabumi

Batas Pendaftaran: 31 Oktober 2021

8. Admin Customer Services (CS)

Kualifikasi:

·        Pria berusia maksimal 28 tahun.

·        Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

·        Pengalaman kerja minimal 2 tahun.

·        Menguasai penggunaan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel dan E-mail Outlook).

·        Merespons order customer dan melakukan report hasil distribusi order pengiriman.

Lokasi: Jakarta dan sekitarnya

Batas Pendaftaran: 31 Oktober 2021

CARA Melamar:

·        Bagi yang tertarik, bisa melakukan pendaftaran dan mengunggah CV melalui tautan:

              rex.co.id/en/career

·        Perhatikan kembali batas pendaftaran yang berbeda pada tiap-tiap po